Waspada Tahi Lalat Bisa Jadi Indikasi dari Kanker Kulit


Dulu, orang beranggapan tahi lalat yakni tanda bahwa seseorang mempunyai rupa yg 'manis', atau mempunyai mitos sebagai tanda dapat bakat tertentu. Tetapi, sekarang ini, tahukah Kamu bahwa tahi lalat akan jadi salah satu tanda awal kanker kulit?

Menurut laman cancer.org, kanker kulit melanoma mampu berawal dari perubahan tahi lalat di atas permukaan kulit. Melanoma yaitu salah satu jenis kanker kulit yg berkembang dari sel yg mengandung pigmen kulit bernama melanocytes.

Tahi lalat pada biasanya berupa bintik cokelat, gelap, maupun hitam. Meskipun didefinisikan sebagai bintik & sel yg mengandung pigmen, tetapi tahi lalat bisa 'timbul' seperti daging maupun melebar yg biasa dinamakan tompel.


Pada umumnya, tahi lalat yg normal berbentuk bulat atau oval bersama diameter enam mm. Beberapa tahi lalat telah ada sejak lahir, tetapi sebahagian besar muncul waktu masa pertumbuhan anak-anak. Akan tetapi, jikalau ada tahi lalat yg muncul ketika telah dewasa, layak buat diperiksakan ke dokter.

Nyaris tiap-tiap orang mempunyai tahi lalat sebab pada dasarnya tahi lalat tak berbahaya sama sekali. Tetapi penting utk menyadari perubahan tahi lalat, entah dalam sudut ukuran, wujud, maupun warna. Bersama kesadaran ini, melanoma sanggup sedini mungkin dideteksi.

Tanda yg paling mutlak utk didapati dari gejala melanoma merupakan munculnya tahi lalat baru dalam ukuran, wujud, maupun warna yg tidak biasa. Tempat dari tahi lalat baru ini pun tergolong tidak lazim, ketimbang tahi lalat yg lain.

Terdapat suatu petunjuk guna mengenali tanda-tana melanoma, yg dikenal yang merupakan ABCDE.

A adalah istilah utk Assymetry, wujud tahi lalat ini tidak sama dgn tahi lalat atau tanda lahir yg lain. B buat Border, pinggir dari 'tamu baru' ini tak teratur, berlekuk, maupun tidak jelas wujudnya. C ditujukan utk Color atau warna. Warna dari sel yg terkena melanoma tidak serupa dgn tahi lalat yg lain, ialah dapat berupa cokelat atau hitam yg tidak tegas, atau kadang merah muda, merah, putih, atau biru. D ditujukan utk diameter dari 'tanda' baru ini. Ukuran sel yg diduga melanoma mempunyai diameter yg lebih besar dari enam mm, walaupun kadang ditemukan dalam ukuran yg lebih kecil.

Yg terakhir, E buat Evolving, atau perkembangan dari sel tersebut. Perubahan warna, ukuran, & wujud dari tahi lalat mesti diwaspadai dgn baik. Akan tetapi sekian banyak melanoma tidak sama dgn gejala yg telah dijabarkan, sehingga dari itu konsultasi dgn dokter jadi penting pada seluruh perubahan yg ada pada badan.

Gejala yang lain yg layak diwaspadai merupakan luka yg tidak kunjung sembuh, sebaran pigmen dari suatu titik lalu melebar jadi lebih luas, warna kemerahan yg ada di sekitaran pinggir bintik, perubahan rasa seperti sakit, & perubahan permukaan bintik seperti berair, pendarahan, maupun benjolan.

Wujud konsultasi & sensor menyeluruh oleh dokter jadi mutlak guna menentukan apakah suatu melanoma bersarang terhadap kulit. Bukan cuma sensor kasat mata yg mesti dilakukan, sebab melanoma susah dibedakan dgn tahi lalat biasa.

Amerika Larang Remajanya Gelapkan Kulit


Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat, Jum’at (18/19) mengumumkan pelarangan pemakaian sunbed atau fasilitas penggelap kulit memanfaatkan sinar ultraviolet sintetik, bagi remaja di bawah 18 thn. Tidak cuma itu, mereka pun mengimbau para pembuat sunbed & pelaku bisnis tanning salon, buat memasang peraturan yg jelas.

Pembeli sunbed diwajibkan isi formulir yg menyebutkan mereka mengetahui & mengerti menyangkut risiko kesehatan yg mampu ditimbulkan sunbed & fasilitas penggelap kulit yang lain. Mereka serta diwajibkan buat melaporkan keadaan kesehatan, enam bulan sesudahnya.


Imbauan tersebut muncul menyusul tingginya kasus gawat darurat yg melibatkan cedera akibat fasilitas penggelapan kulit. Setidaknya, tiap-tiap thn, FDA menerima laporan 3000 kasus cedera akibat sunbed.

Diawal mulanya, pada 2013, FDA sudah melarang pemakaian sunbed bagi remaja di bawah 18 thn. Tetapi, pelarangan itu selanjutnya dicabut.

Sekarang ini, pelarangan itu digalakkan kembali, sebab berkaitan dgn rekomendasi International Agency for Research on Cancer, bagian dari World Health Organization (WHO). 

"Yang kami lakukan adalah melindungi kaum muda dari bahaya dan risiko kanker kulit, juga bahaya kesehatan lainnya,” ucap Stephen Ostroff, Komisioner FDA, seperti yang dilansir Fox News. “Mereka yang terpapar risiko paling tinggi adalah remaja berusia di bawah 18 tahun.”

Di AS, penggelapan kulit yakni bagian dari ritual kecantikan bagi banyak remaja. Setidaknya 1,6 juta remaja menggelapkan kulit mereka, setiap tahunnya.

Selain itu, menurut data American Academy of Dermatology, 35 % perempuan dewasa di AS, 59 % mahasiswa & 17 % remaja, setidaknya sempat coba menggelapkan kulit memanfaatkan sunbed. Padahal, mereka yg menggelapkan kulit melalui sinar ultraviolet sintetik, berisiko 59 % lebih tinggi terkena kanker kulit.

Bagi perempuan kulit putih, mempunyai kulit sewarna zaitun atau sedikit kecoklatan dianggap seksi. Itulah sebabnya, mereka kerap melaksanakan teknik penggelapan kulit secara praktis : sunbed.

Faktanya, melanoma, tipe kanker kulit paling ganas, waktu ini prevalensinya meningkat di perempuan kalangan umur 15-29 th, dibanding laki laki dgn umur yg sama.

Minum Kopi Dapat Menurunkan Risiko Kanker Kulit


Jadi salah satu minuman yg ternama, kopi rupanya juga mempunyai beberapa manfaat bagi kesehatan. Apabila dikonsumsi dengan cara tepat, kopi dapat mengurangi risiko penyakit jantung & kanker.

Seperti ditulis oleh Reuters dari American Journal of Epidemiology, penelitian menemukan bahwa mereka yg konsumsi kopi dengan cara rutin mempunyai risiko yg lebih rendah dari sekian banyak penyakit, termasuk juga di antaranya penyakit jantung, diabetes, & kanker kulit, kalau di bandingkan dgn mereka yg tidak minum kopi sama sekali.


Menurut pemimpin penelitian tersebut, Erikka Loftfield, kopi mengandung sekian banyak senyawa biologis aktif.  "Termasuk asam fenolik, kalium, dan kafein," ucap peneliti National Cancer Institute di Rockville.

Para peneliti memakai data dari studi diawal mulanya terhadap 90.317 orang dewasa tidak dengan kanker atau riwayat penyakit jantung dari th 1998 hingga thn 2009. Terhadap penelitian tersebut para responden melaporkan jumlah asupan kopi & detail diet.

Sesudah perhitungkan faktor-faktor lain seperti merokok, para peneliti menemukan bahwa peminum kopi mempunyai risiko lebih rendah mengalami kematian akibat penyakit jantung.

Hasil penelitian yang lain yg mengobservasi 447.357 orang pun menemukan hasil bahwa mereka yg lebih sering konsumsi kopi mempunyai risiko terserang melanoma lebih sedikit. Melanoma yakni salah satu type dari kanker kulit. Hasil tersebut diperoleh sesudah perhitungkan faktor seperti usia, jenis kelamin, kebiasaan merokok, gerakan fisik, mengonsumsi alkohol, & indeks massa badan partisipan. 

"Kami menemukan bahwa jika dibandingkan dengan orang yang tidak minum kopi, mereka yang rutin mengonsumsi kopi setidaknya empat cangkir sehari memiliki pengurangan risiko melanoma sampai 20 persen," tulis peneliti pada Journal of the National Cancer Institute.

Loftfield menyimpulkan bahwa kopi bakal jadi salah satu bagian dari gaya hidup, asalkan terus dilakukan bersama dgn kegiatan sehat yang lain seperti rajin berolahraga & istirahat cukup.

Terlalu Sering Konsumsi Jus Jeruk Dapat Menyebabkan Kanker Kulit


Journal Of Clinical Oncology mengumungkan perihal studinya, menyangkut grup orang yg mempunyai risiko lebih tinggi terkena melanoma. Melanoma ialah wujud penyakt kanker kulit yg paling mematikan, & penemuan ini mengumumkan hal yg mengejutkan.

Salah satu minuman yg biasa dijadikan sarapan pokok ini nyata-nyatanya berisiko melanoma yg lumayan tinggi bagi kesehatan. Jus jeruk ialah minuman yg lebih sering dikonsumsi. Dan tidak sedikit orang mencintai manfaat dari buah jeruk atau jus jeruk ini.

Baca juga : Obat Kanker Kulit

Tapi saat mengkonsumsinya dengan cara berlebihan mampu berakibat fatal bagi badan kita. The American Cancer Society sudah menghitung bahwa 73.870 orang di AS didiagnosis dgn melanoma th ini & kira kira 10.000 dari mereka diprediksi wafat dikarenakan kanker tersebut, dilansir dari laman Mr Healthy Life, Minggu (6/12/2015).

Elemen mutlak dari melanoma yaitu kulit seperti terpapar radiasi ultraviolet dari matahari atau dari sinaran lampu UV yg terdapat di kamar tidur kita. Aspek ini didapati bahwa jeruk mengandung sekian banyak senyawa yg dinamakan photoactive kimia - psoralens & furocoumarins - yg menciptakan kulit lebih sensitif pada matahari & radiasi UV.

Studi ini dilakukan oleh Dr. Shaowei Wu, dari Departemen Dermatologi di Warren Alpert Medical School of Brown University di Providence. Dalam studi tersebut kurang lebih 100.000 orang dipantau sejak 1984 & 2010, & tiap-tiap beberapa tahun seluruh peserta diminta utk mengisi kuesioner yg disertai dengan detil menyangkut gaya hidup & tradisi makan mereka. Terutama yakni asupan jeruk sehari-hari, dalam wujud jus atau juga sebagai buah utuh.

Dari penelitian tersebut, ditemukan 1.800 orang yg mengidap melanoma sebab tak mengatur mengonsumsi asupan buah jeruk dalam keseharian. Ada peluang sejumlah 25% terhadap beberapa orang yg mengidap melanoma dikarenakan mengkonsumsi jus jeruk sehari sekali, di bandingkan beberapa orang yg konsumsi kurang dari sekali seminggu.

Untuk menghindari hal itu, aturlah pola mengonsumsi jeruk & jus jeruk dgn baik.